5 Faktor penting sebelum mengambil KPR (Part 1)

Pertanyaan yang sering timbul disaat kita hendak mengambil KPR umumnya sebatas bagaimana caranya untuk memilih KPR yang terbaik, yang gampang bayarnya, dan tidak mahal. Hal ini menjadi sangat penting untuk diperhatikan karena untuk produk KPR ini, kewajiban yang timbul dari “akad kredit” mirip dengan kewajiban akad nikah. Memang kewajibannya tidak sepanjang akad nikah yang berlaku seumur hidup namun bisa dibilang “hampir seumur hidup” mengingat sekarang ini kita sudah bisa ambil jangka waktu KPR sampai 30 tahun.

Berikut adalah 5 faktor penting yang kamu perlu ketahui sebelum memutuskan “akad kredit” dengan bank / lembaga pembiayaan antara lain:

1. Suku bunga KPR
Hal ini biasa menjadi faktor utama dalam menentukan pilihan, karena umumnya kita berfokus pada besarnya angsuran yang perlu kita bayarkan. Namun akan sangat baik sekali bila kita lebih teliti lagi mengenai suku bunga ini, karena ternyata ga cuma bunga fixed (tetap) saja yang perlu kita perhatikan, tetapi juga bunga floating (mengambang) juga penting. Untuk tau lebih banyak, kamu bisa baca di artikel Mengenal jenis suku bunga KPR.

2. Biaya-biaya KPR
Faktor berikutnya adalah biaya-biaya terkait KPR. Ini sangat penting karena biaya ini harus kamu bayarkan secara sekaligus langsung pada saat hari H akad kredit. Ini biayanya juga bisa lumayan besar loh ... jadi kamu sudah harus minta perkiraan biayanya diawal-awal ya, jangan sampai nanti sudah pas hari H akad kredit, eh duitnya kurang ... maka akad kreditnya pasti batal, nunggu dulu sampai kamu punya duit yang cukup. Hati-hati ya, kalo sampai salah kalkulasi kita bisa malu dan bikin jengkel orang lain. Buat nambah wawasan kamu soal biaya-biaya KPR, kamu bisa baca diartikel Biaya KPR yang lazim.

3. Kemudahan layanan
Yang dimaksud kemudahan layanan disini meliputi mekanisme cara bayar angsuran, informasi perubahan angsuran, ketersediaan layanan call center atau contact person yang jelas, sampai ke layanan bila kita mau melakukan pelunasan dipercepat. Jaman now, segalanya jadi lebih mudah ... jadi pastikan kamu meminjam dari lembaga keuangan yang tepat.

4. Tingkat Non Performing Loan (NPL) lembaga pembiayaan
NPL secara sederhana dapat diartikan sebagai rasio tingkat kredit bermasalah. Semakin tinggi tingkat NPL-nya, sudah jelas bahwa lembaga pembiayaan tersebut semakin tidak sehat secara finansial karena beban cadangan NPL akan menggerus laba dari lembaga pembiayaan. Yang menjadi concern di sini adalah bila lembaga pembiayaan tersebut tetap mau mencetak laba, maka kemungkinan ada 2 hal yang bisa dilakukan, yaitu meningkatkan volume penjualan atau melakukan penyesuaian tingkat suku bunga dan biaya. Opsi kedua itulah yang perlu kita waspadai ... karena bila kita sudah “akad kredit”, yah kemungkinan besar kita akan perlu memenuhi keinginan dari lembaga pembiayaan.

5. Laporan keuangan lembaga pembiayaan
Hal terakhir yang penting untuk kamu perhatikan bila mau nyaman di pikiran adalah kondisi laporan keuangan dari lembaga pembiayaan. Setidaknya kamu harus perhatikan mengenai kondisi laba perusahaan tersebut selama 2 tahun terakhir, karena bila tingkat labanya kurang baik (dalam arti kata merugi), maka bukan tidak mungkin perusahaan tersebut akan bangkrut atau dimerger dengan perusahaan lain. Nah, disaat bangkrut ataupun merger, biasanya ada proses pengalihan aset (hutang KPR kamu merupakan aset bagi perusahaan tersebut). Nah ... kalo proses pengalihan dokumen aset ada masalah atau ada yang keselip, maka kita jadi ada risiko kehilangan sertipikat /dokumen penting lainnya. Memang sih dari lembaga pembiayaan kemungkinan besar akan mau bertanggung jawab atas terjadinya hal tersebut, namun tentunya kita juga akan jadi rugi “waktu” untuk mengurus hal-hal tersebut.

Informasi yang ada dalam faktor ke 1, 2 dan 3 merupakan hal minimal yang perlu kamu perhatikan sebelum kamu memutuskan mau mengambil KPR dari lembaga finansial yang mana. Kalo kamu mau jadi lebih “expert“ dan berhati-hati dalam memilih KPR, maka poin yang ke 4 dan 5 menjadi penting untuk kamu pelajari lebih lanjut.

Selain mengetahui faktor penting dalam mengambil KPR, kamu juga perlu tahu mengenai tahapan proses KPR yang umum berjalan itu seperti apa. Hal ini menjadi sangat penting, karena biasanya disaat kamu bayar tanda jadi atau melunasi DP pembelian rumah maka pihak penjual mau mengikat komitmen kita dengan membuat Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB). Di dalam PPJB akan ada klausul mengenai komitmen pembeli atas jangka waktu tertentu untuk menyelesaikan seluruh pembayaran terkait transaksi pembelian rumah tersebut.

Supaya kamu ga “deg-degan” pada saat nunggu persetujuan KPR dari lembaga finansial, baiknya kamu pelajari juga mengenai tahapan proses KPR supaya kamu dapat gambaran yang lebih jelas mengenai hal-hal yang terjadi di saat permohonan KPR kamu sedang diproses lebih lanjut.

Informasi rincinya kamu bisa baca di artikel berikut: Mengenal tahapan proses KPR.
Share on your social media